Nama yang disematkan kedua orang tua saya untuk menjadi identitas, harapan dan doa untuk seluruh kehidupan yang akan dijalani. Mirza dalam bahasa Turki artinya anak laki-laki yang baik, Adi dalam bahasa Islami artinya sahabat (dalam sebuah riwayat, Adi adalah nama depan dari sahabat Nabi SAW yaitu Adi bin Hatim yang hadir menemani Imam Ali As dalam tiga peperangan (Jamal, Shiffin, Nahrawan), dan Prabowo dalam bahasa Jawa bermakna kepribadian yang baik. Menjadi anak laki-laki yang baik, pemberani dan berkepribadian seperti sahabat Nabi SAW begitulah yang tersirat dari sebuah nama yang diberikan kedua orang tua saya.

Dua hal penting yang melatarbelakangi hidup dan kehidupan saya, satu sisi saya menjadi seorang Psikolog Klinis dan sisi lain menjadi seorang pekerja seni (pemotret). Dua profesi itu sangat saya cintai, bagaimana tidak? mengapa tidak alasan meninggalkan salah satu dari kedua profesi tersebut?

Sebuah gelar yang melekat di belakang nama Mirza Adi Prabowo, S.Psi., M.Psi., Psikolog merupakan sebuah gelar yang harus saya bayar mahal pada rangkaian prosesnya. Selama menempuh studi, ada tiga kematian yang menyertai perjalanan studi saya. Enam bulan awal studi Magister Profesi Psikolog saya, Ayahanda tercinta harus berpulang kehadirat Allah SWT, di pertengahan proses studi, kembali saya harus kehilangan anak perempuan yang juga berpulang kehadirat Nya, dan kemudian di akhir masa studi saya atau beberapa waktu sebelum saya di sumpah sebagai Psikolog, kembali saya kehilangan istri tercinta yang harus menghadap sang Khalik. Tiga peristiwa besar dalam hidup saya telah terjadi, sebuah perjalanan, pengorbanan atau penyelamatan saya lalui dan hadapi. Disinilah saya menemukan hikmah besar dalam hidup dan kehidupan, bahwa Mirza harus berjalan, berkorban, selamat dan menyelamatkan.

Menjadi seorang pemotret adalah sebuah pilihan, passion dan hobi yang hampir 16 tahun saya jalani. Dari sekedar hobi, pekerjaan sampai pada profesi, memotret adalah aktifitas yang saya lakukan sampai saat ini. Aktifitas ini sangat saya nikmati sebagai sebuah penggambaran apa yang saya lihat, pikir dan rasakan. Meninggalkan dunia fotografi hampir-hampir tidak terbesit dalam benak saya, tidak ada alasan dan tidak berharap ada alasan untuk meninggalkan dunia seni ini. Pada awal saya belajar fotografi, Almarhum Ayah adalah orang yang mendukung saya dari balik layar, beliau pernah berkata,

"Menungso kui uripe kadang ora koyo sek dikarepke, sek iso mung usaha lan ikhtiar, dadi koe kudu kudu ndue ketrampilan tambahan, koe kudu nduwe ketrampilan nggo njagani gaweanmu ora sejalan karo sekolahmu, sak ora-orane koe nduwe ketrampilan nggo nguripi uripmu...." -ALM. BAMBANG PRASETYA- 
Dalam bahasa Indonesia, "manusia itu hidupnya terkadang tidak seperti yang diharapkan, yang bisa dilakukan hanyalah berusaha dan berserah diri, jadi kamu harus mempunyai keahlian, kamu harus punya keahlian lain jika pekerjaan yang kamu jalani suatu saat tidak sesuai dengan bidang kulaihmu, setidaknya punya keterampilan yang bisa menghidupi kehidupanmu"

Begitulah penggalan nasehat beliau pada awal saya mengenal dan berlatih fotografi, itu menjadi penyemangat dalam belajar dan berusaha. Aktifitas fotografi menemani dari saya sendiri sampai punya seorang istri, segala dukungan dan pengertian saya rasakan dalam menjalani aktifitas saya sebagai seorang pemotret. Beberapa waktu kemudian lahirlah seorang anak perempuan buah dari pernikahan saya, berharap menjadi putri kecil yang akan menemani saya dalam beraktifitas, tetapi kenyataan Tuhan berkehendak lain, putri kecil saya harus berpulang. Tiga tahun tepat setelah kematian putri saya (Kinanthi Hayu Prabowo) di jam yang sama, tanggal dan bulan yang sama 14 Agustus 2017 istri saya harus menghembuskan nafas terakhirnya. Tiga kematian terjadi diaktifitas saya sebagai seorang pemotret, sehingga hampir tidak alasan saya untuk meninggalkan fotografi.

Sehingga dalam hidup, saya menekuni dua dunia yang saya cintai pertama Psikologi dan kedua adalah Fotografi. Psikologi bagi saya adalah sarana memahami perilaku dalam hidup dan kehidupan, sedangkan Fotografii bagi saya adalah sarana menggambarkan dinamika hidup dan kehidupan.

....... "Semoga masih ada waktu dan kesempatan."