Fotografi itu Mudah

“ Pertanyaan sederhana yang jarang kita tanyakan  pada diri sendiri sebelum memulai berfotografi, ketika kita tahu fotografi itu mudah atau fotografi itu sulit, disitulah kita akan menyusun langkah yang akan dilakukan untuk menikmati segala  proses dan aktifitasnya “.

Mengoperasikan kamera lebih mudah daripada membuat karya.

Pernyataan itu tidak sepenuhnya salah dan tidak semuanya benar. Bagi sebagian orang sangatlah rumit, sebagiannya lagi meskipun mengalami hambatan tetapi mereka mencari solusi untuk mengatasinya dengan membaca manual book kamera, bertanya kepada kawan yang jago memotret, membaca artikel fotografi online, mengikuti seminar fotografi, ambil kelas kursus fotografi dan bergabung dengan komunitas foto.

Banyak hal yang melatarbelakangi sebuah foto, diantaranya sekedar mendokumentasikan peristiwa, menyampaikan pesan, kepentingan pemberitaan, permintaan dari klien atau kepentingan  komersial dan lain sebagainya, itulah beberapa alasan seseorang untuk tetap dan terus memotret.

Sampai detik ini, apakah masih menganggap fotografi itu mudah?

Beragam jawaban akan muncul dibenak masing-masing seperti fotografi itu sulit, fotografi itu tidak perlu banyak bicara tinggal klik saja, fotografi itu yang penting menghasikan uang, atau jawaban yang lebih istimewa lagi bahwa fotografi adalah sebuah proses seni hasil konversi ide-ide dan pesan melalui kamera menjadi karya foto.

Bagaimana jika kita sepakati bahwa fotografi itu sulit?

Terbukti dengan banyaknya artikel dan buku yang beredar berulang kali membahas teknik fotografi, banyak judul buku cara mudah memotret dokumentasi, cara mudah menggunakan kamera DSLR, inilah beberapa bukti bahwa fotografi itu sulit.

Apakah kita harus pergi ke perpustakaan dan membaca buku fotografi ber bahasa Belanda dan Inggris biar keren?

Apakah kita akan berburu brosur short course fotografi dan langsung mendaftar?

Apakah kita mulai browsing jadwal seminar fotografi dengan pembicara orang terkenal?

Boleh-boleh saja dan tidak ada yang salah dengan usaha tersebut, asalkan kita mampu menyesuaikan situasi dan kondisi. Jangan sampai waktu dan keuangan yang dikeluarkan lebih besar daripada ilmu yang diperoleh.

Kita akan intip cerita jika memotret itu menjadi sesuatu hal yang mudah dan murah.

Pertama, Memotretlah obyek sederhana yang tersedia di sekitar kita

Berbekal  kamera yang kita punya, berikanlah sedikit sentuhan teknik fotografi sederhana, manfaatkan setting obyek sekitar menjadi obyek foto yang menarik meskipun masih bersifat sederhana. Obyek sederhana pada foto sering kita lihat tapi jarang kita abadikan. Obyek foto di bawah ini dapat mengajarkan bahwa penataan elemen foto (komposisi) akan memberikan kesan kerapian dan harmoni. Obyek dengan warna yang berbeda akan terlihat menonjol sebagai obyek utama atau point of interest (POI) dalam sebuah foto.

penataan elemen foto (komposisi) akan memberikan kesan kerapian dan harmoni
Photo by Mirza Adi

Obyek foto sederhana yang berada di sekitar kita dapat difoto dengan kamera sederhana seperti kamera ponsel dan sejenisnya, tidak ada keharusan menggunakan  kamera DSLR atau kamera profesional lainnya.

Kedua, Melatih kepekaan melihat obyek

Obyek foto akan banyak dijumpai ketika berjalan-jalan, namun terkadang mata tidak mengenalinya sehingga kita akan terlambat atau bahkan tidak bereaksi untuk mengabadikannya. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyadari dan menajamkan mata terhadap obyek-obyek yang tidak jauh dari kita berdiri. Pada gambar di bawah, sedikit teknik fotografi dasar yaitu komposisi warna dibangun untuk memberikan kesan harmoni dan colourful.

komposisi warna dibangun untuk memberikan kesan harmoni dan colourful.
Photo by Mirza Adi

Pemotret dapat menemukan pengalaman fotografi pada obyek foto berupa benda yang nampak tidak begitu bagus, tidak rapi ketika kita berusaha mengkomposisikannya serta memasukkan adanya unsur warna dalam frame kamera maka foto akan nampak lebih dari senyatanya.

Begitu mudahnya proses yang terjadi, meluangkan waktu berjalan-jalan, lebih peka melihat sekitar sehingga mata menangkap obyek dan komposisikan dalam  kamera sambil melihat apakah obyek sudah tertata sesuai yang diharapkan kemudian berikan sedikit tenaga pada ujung jari untuk menekan shutter kamera, “klik” dan suara itulah pertanda bahwa kamera telah selesai bertugas memotret  obyek yang luar biasa.

Ketiga, Sisipkan pesan/kritik dalam sebuah foto

Tetap dengan obyek yang sederhana, pemotret dapat menyisipkan pesan dan kritik dalam sebuah foto. Sebagai contoh gambar di bawah, sebuah  kondisi jalanan yang mulai tidak  pada fungsinya, parkir kendaraan yang memakan separuh jalan raya, alih fungsi trotoar pejalan kaki menjadi tempat berjualan dan lahan parkir menjadi salah satu penyebab kemacetan di jalan. Peristiwa ini dapat kita gambarkan dengan sebuah foto.

gambar di bawah, sebuah  kondisi jalanan yang mulai tidak  pada fungsinya, parkir kendaraan yang memakan separuh jalan raya, alih fungsi trotoar pejalan kaki menjadi tempat berjualan dan lahan parkir menjadi salah satu penyebab kemacetan di jalan
Photo by Mirza Adi

Kemampuan pemotret menggabungkan obyek yang tersedia (gambar di bawah), menjadi sebuah rangkaian cerita atau pesan akan memberikan nilai tersendiri bagi penikmatnya. Penikmat foto tidak hanya disajikan gambar tetapi diberikan informasi, keterangan serta pesan tersirat di dalamnya.

Beberapa ilustrasi menunjukkan bahwa fotografi adalah sebuah proses yang dapat dimulai dari menentukan sebuah  ide, konsep, pesan sederhana,  teknik, obyek yang berakhir dengan karya fotografi.