Memilih Tempat Belajar Fotografi
“ Menentukan tempat dimana seseorang belajar fotografi, menjadi proses lanjutan ketika seseorang tersebut sudah menentukan seni fotografi sebagai hobi maupun pilihan hidup. “
mirza adi
Memilih Tempat Belajar Fotografi menjadi suatu hal yang penting dalam sebuah proses belajar fotografi, seseorang akan tahu dimana mempelajari teknik dasar yang akan mengajarkan bagaimana mendapatkan gambar yang benar secara teknis.
Sebagai contoh, pengetahuan tentang sumber, arah dan intensitas cahaya (lighting) yang tepat akan membantu pemotret menghadapi kondisi kurang cahaya dan membuat efek tertentu. Pengolahan exposure dapat membantu foto menjadi normal, gelap atau terang sesuai dengan konsep yang akan dibuat. Komposisi akan mengarahkan kita pada kesan harmoni dan keteraturan, dimana pemotret akan dihadapkan teknik fotografi dalam pembuatan karya foto. Benar dan salah sering pemotret alami terlebih dahulu dalam proses belajar, kaitannya dengan teknik fotografi.
Pada tingkatan tertentu, teknik fotografi tidak lagi dibicarakan karena menjadi kebiasaan dan kemampuan bagi seorang pemotret. Kemampuan itulah yang mendorong pemotret tidak lagi membuat karya foto yang bagus, baik atau menarik, tetapi beranjak pada pembuatan karya foto bertema, berkonsep sesuai kaidah fotografi.
Ketika memahami benar dan salah secara teknik fotografi, maka pemotret mempunyai modal untuk membuat karya fotografi yang dapat dipertangungjawabkan secara teknis. Pemotret tidak jarang bereksperimen membuat karya foto dengan menentang kaidah-kaidah fotografi atau sengaja membuat kesalahan. Hal ini tentunya dibuat berdasarkan pemahaman dan tujuan tertentu pada sebuah eksperimen fotografi.
Kita mungkin sering mendengar beberapa pernyataan bahwa fotografi itu sangatlah subyektif. Pernyataan itu semestinya tidak kita jadikan alasan membuat karya fotografi semau “gue” tanpa dasar yang jelas. Subyektifitas karya fotografi dapat ditempatkan pada aplikasi teknik, pemahaman terhadap konsep dan tema serta pertanggungjawaban atas informasi di dalam konten foto.
“Subyektifitas dalam fotografi bukan alasan untuk bersembunyi dari komentar atau kritik sebuah karya foto yang dibuat oleh pemotret”.
Dimana dan bagaimana seseorang dapat belajar fotografi?
- Sekolah fotografi
- Kursus fotografi
- Mengikuti seminar fotografi
- Bergabung dengan komunitas fotografi
- Belajar dengan kawan
- Belajar sendiri
Sekolah fotografi merupakan solusi bagi seseorang untuk belajar fotografi secara akademis dengan sistem pembelajarannya yang sistematis. Keuntungannya adalah seseorang akan benar-benar mengerti dan memahami seluk beluk mengenai dunia fotografi baik secara teknis maupun non teknis yang diajarkan di bangku perkuliahan serta berhak menyandang gelar akademis. Pada kondisi tertentu seseorang mempunyai hambatan untuk belajar di bangku kuliah, seperti faktor pekerjaan dan lain sebagainya. Seorang tentara sangat kecil kemungkinan untuk dapat mengikuti proses belajar mengajar di fakultas dengan jurusan seni fotografi, seorang polisi juga hampir kesulitan ketika harus mengikuti perkuliahan seni fotografi, seorang PNS hampir sama kesulitannya karena aktivitas dalam pekerjaannya.
Tingkat kesibukan tertentu seseorang seringkali menghambat untuk belajar dan beraktifitas fotografi, tetapi bukan berarti mereka dengan tingkat aktifitas tinggi tidak berhak berfotografi dan menghasilkan karya foto yang menarik.
Kursus fotografi dapat menjadi pilihan bagi mereka yang terbentur oleh waktu. Banyak sekali short course fotografi di kota-kota besar dengan sistem pembelajaran yang aplikatif dan dapat ditempuh dalam waktu yang singkat. Seseorang dapat belajar fotografi dengan waktu yang lebih fleksibel daripada menempuhnya di bangku perkuliahan. Beberapa tempat kursus fotografi saat ini sudah banyak yang menawarkan pembelajaran fotografi dari tingkat basic, intermediate, advanced sampai profesional, sehingga tidak perlu khawatir, seseorang hanya perlu menyediakan uang, waktu dan pikiran. Seseorang sudah mempunyai kesempatan menjadi pemotret yang handal.
Seminar fotografi juga memberikan alternatif seseorang untuk belajar fotografi. Kelemahannya adalah waktu pelaksanaan kadang berbenturan dengan kesibukan seseorang. Seminar fotografi biasanya hanya membahas mengenai pengalaman pemateri selama berfotografi dan sedikit tips dan trik dalam memotret. Kelemahan lainnya adalah sistem pembelajaran kurang intensif karena dihadiri oleh puluhan bahkan ratusan peserta seminar.
Apakah mengikuti seminar fotografi itu efektif untuk belajar fotografi?
Efektif dan tidaknya seseorang belajar fotografi dengan mengikuti seminar garansinya adalah dirinya sendiri. Keterbatasan waktu menyebabkan interaksi pemateri dengan peserta terbatas. Otomatis materi tersampaikan juga terbatas. Ketika seseorang berharap banyak dengan materi yang disampaikan pemateri, kemungkinan seseorang akan mengalami kekecewaan.
Apa yang perlu dilakukan dengan kondisi ini?
Seseorang dapat mengambil pengalaman dari narasumber untuk dijadikan semangat serta motivasi dalam belajar fotografi dan mengaplikasikan tips dan trik yang disampaikan pemateri dalam seminar. Selain itu kita dapat menjalin koneksi dengan peserta lain untuk melanjutkan proses belajar fotografi yang diperoleh ketika seminar.
Komunitas fotografi juga dapat menjadi pilihan seseorang dalam mengasah kemampuan fotografi. Kelemahannya terkadang komunitas fotografi tidak secara sistematis dalam memberikan pembelajaran, tetapi komunitas fotografi dapat menawarkan kebersamaan, sehingga proses pembelajaran akan mengalir tanpa disadari oleh seseorang. Komunitas fotografi tidak secara langsung melatih anggotanya untuk menjadi fotografer handal. Interaksi dalam setiap kegiatan yang akan mengasah mereka menjadi pemotret yang dapat menghasilkan karya fotografi yang menarik dan dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan hunting foto bersama, diskusi fotografi dan pameran fotografi dapat menjadi pembelajaran tersendiri dalam beraktifitas fotografi.
Mungkin karena terkendala waktu dan kesempatan, seseorang tidak dapat beraktifitas mengikuti klub fotografi. Alternatifnya adalah belajar dengan teman yang lebih jago memotret, waktunya fleksibel, gratis dan bisa kapan saja. Kelemahan dari belajar dengan kawan adalah ketika seseorang salah menentukan kawan untuk belajar fotografi, maka kita akan meyakini dan mengamini sebuah kesalahan dalam berfotografi. Jika seseorang belajar fotografi dengan kawan yang cukup berpengalaman dan mumpuni dalam bidang fotografi, kelemahannya adalah sangat mungkin kita akan diarahkan menjadi seorang pemotret hampir mirip dengan seorang yang membimbing kita. Alhasil, jika tidak jeli dan pandai menyikapinya kita akan menghasilkan karya kualitas dua (KW 2) dari kawan yang mengajari kita.
Karena kesibukan sehingga tidak dapat kuliah fotografi, karena biaya yang lumayan mahal seseorang tidak bisa mendaftar short course, karena malu seseorang tidak bergabung dengan komunitas foto, atau tidak punya teman dekat yang bersedia mengajarkan fotografi bukanlah alasan kita untuk tidak dapat berfotografi. Cara terakhir adalah dengan belajar secara mandiri. Seseorang dapat membaca buku-buku fotografi, melihat tutorial yang banyak tersedia di media online atau membaca artikel-artikel fotografi gratis yang dapat kita unduh. Kelemahan dari metode belajar fotografi semacam ini adalah akan terjadi komunikasi satu arah dalam proses belajar. Seseorang sedikit sekali mendapatkan feedback dalam proses pembelajaran. Sehingga benar atau salah, lazim atau tidak sebuah foto akan sulit dimengerti dan dipahami oleh pemotret.
Menentukan tempat dan metode belajar fotografi baik bangku kuliah, short course, seminar, komunitas, belajar dengan teman atau belajar sendiri itu semua adalah pilihan. Kita pilih satu, dua atau mengkombinasikannya, itu semua adalah pilihan. Yang pasti setiap orang mempunyai kesempatan dan hak menjadi pemotret handal dimanapun tempat belajarnya dan bagaimana metodenya.