Cropping dan Efek Blur dalam Fotografi
“Keduanya adalah dua teknik fotografi yang berbeda tetapi mempunyai beberapa kesamaan dalam fungsinya, kesamaan tidak dapat diartikan identik“.
Cropping dan efek blur merupakan istilah fotografi yang jarang sekali disandingkan, dapat dikatakan dua teknik yang berbeda bab jika berbicara buku. Pada tulisan ini, keduanya disandingkan agar dapat menjadi pilihan teknik fotografi sederhana sebelum kita menekan shutter kamera.
Apa itu Cropping?
Menurut Wikipedia, cropping adalah penghapusan bagian sudut dari suatu gambar untuk memotong/mengambil/mengeluarkan sebagian isi dari gambar guna memperoleh hasil yang diinginkan. Sederhananya adalah salah satu teknik fotografi dengan menghilangkan obyek yang dinilai tidak relevan dengan obyak utama. Cropping dapat dilakukan dengan dua hal, pertama dengan menggunakan kamera dengan cara melakukan zoom pada lensa dan yang kedua melalui software editing foto (di luar kamera).
Sering kali kita mendengar istilah cropping, istilah ini sering terdengar ketika para fotografer sedang mengamati sebuah foto, “Wah.. bagus ni foto, tapi sayang cropping nya terlalu ketat, ini fotonya keren kalau di crop,” suara-suara itulah yang menjadi backsound fotografer ketika menikmati sebuah foto.
Banyak cerita dan ulasan mengenai betapa hebatnya teknik cropping ketika digunakan secara benar. Foto Che Guevara yang fenomenal adalah foto dari hasil cropping dan menjadi kiblat semangat perjuangan seluruh dunia. Kita tidak akan membahas keberhasilan seorang Alberto Corda menggunakan teknik cropping untuk mengeliminasi obyek dalam foto fenomenalnya.
Kita akan kembali ke fotografi yang ada di Indonesia, fokus mengenai fotografi pada umumnya dengan kamera yang kita punya kemudian membahas hal yang sederhana mengenai teknik cropping dan blur dengan obyek di sekitar kita.
Tuhan menciptakan dunia begitu luasnya tetapi produsen kamera hanya membuat kotak kecil bernama viewfinder dengan ukuran kurang lebih 1,8 inch atau hanya membuat LCD kamera berkisar 2-3,5 inch. Sehingga pemotret harus bijak dalam memilih obyek yang akan dimasukkan dalam frame kamera. Cropping akan berperan menghilangkan elemen yang mengganggu obyek utama. Teknik cropping dapat digunakan apabila :
- Elemen foto di area Point of Interest (POI) sudah tidak dapat membangun obyek utama
- Elemen foto tidak mampu memberikan informasi pendukung obyek utama
- Elemen foto di sekitar POI mengalihkan perhatian sehingga obyek utama menjadi bias.
Beberapa fotografer berkreasi memainkan teknik cropping dengan sengaja menghilangkan elemen pembangun obyek utama untuk memberikan kesan dramatis dalam sebuah foto.
Apakah hal itu salah?
Jawabannya adalah tidak ada yang melarang berereksperimen membangun informasi dalam sebuah foto.
Selanjutnya kita akan membahas efek blur, apa itu Efek blur?
Blur diambil dari bahasa Inggris artinya tidak jelas. Fotografi menggunakan istilah blur ketika foto dihasilkan dengan lensa diafragma besar (ilstrasi pada gambar di bawah) 1,4;1,8;2,8 dst atau blur dapat terjadi ketika seseorang memotret obyek dengan kondisi kurang cahaya menggunakan kecepatan lambat.
Diafragma lensa menjadi proses mekanik yang penting pada efek blur. Seberapa pekat efek blur untuk menyamarkan obyek foto ditentukan oleh angka-angka (Gambar di atas) dalam diafragma kamera.
Teori dasarnya adalah semakin besar bukaan diafragma lensa (angka kecil) maka ruang tajam yang dihasilkan semakin sempit dengan kata lain blur yang dihasilkan semakin pekat. Sebaliknya jika semakin kecil bukaan diafragma lensa (angka besar) maka ruang tajam yang dihasilkan akan semakin lebar dengan kata lain blur tidak terlalu pekat. Sehingga efek blur dapat digunakan jika elemen/obyek di luar obyek utama masih dapat dimanfaatkan sebagai elemen pendukung informasi sebuah foto meskipun terlihat samar.
Kita lihat beberapa contoh foto yang menggunakan cropping dan efek blur dalam mengeliminasi obyek. Foto dengan obyek orang naik sepeda telah menghilangkan banyak elemen/obyek yang mengganggu obyek utama. Sebelah kanan obyek terdapat deretan parkir kendaraan bermotor di pinggiran jalan, sebelah kiri ada mobil berjalan, dan sebelah atas obyek terdapat becak tepat di belakang obyek, di sebelah bawah obyek ada pejalan kaki menyeberang jalan. Elemen di luar frame foto dihilangkan agar obyek utama lebih menonjol. Proses pembuatan foto menggunakan teknik cropping kamera tanpa menggunakan software media komputer.
Foto dengan obyek pohon pisang merupakan hasil pengaplikasian teknik cropping, dimana kenyataannya disekitar obyek utama terdapat beberapa pohon pisang yang tertanam. Efek cropping yang dilakukan adalah adanya kesan tunggal, lahan gundul dan lain sebagainya. Hal itu akan berbeda cerita jika, pohon pisang disekitar obyek utama dimasukkan dalam frame.
Efek blur pada foto (gambar di bawah) sengaja dilakukan untuk menyamarkan background dan foreground. Elemen yang diberikan efek blur dimanfaatkan sebagai elemen pembangun cerita dalam foto, tidak dihilangkan namun disamarkan dengan kepekatan tertentu.
Efek blur dengan cropping mempunyai kesamaan bukan berarti kedua teknik tersebut sama atau identik. Penggunaan efek blur dan cropping tentunya mempunyai kesan yang berbeda. Blur dan cropping secara umum sama-sama berfungsi untuk mengisolasi elemen/obyek di sekitar obyek utama atau POI. Pilihan menggunakan blur dalam mengisolasi obyek lebih pada menyamarkan elemen/obyek foto di sekitar obyek utama/POI dalam taraf tertentu, untuk membangun informasi sebuah foto. Sehingga pemilihan teknik cropping dan efek blur sudah dapat kita tentukan sebelum memotret.
Secara sederhana cropping dapat digunakan jika elemen/obyek di luar obyek utama sudah tidak dapat dimanfaatkan untuk membangun informasi sebuah foto, Dan efek blur dapat digunakan jika elemen/obyek foto di luar obyek utama dapat membantu memberikan informasi obyek utama dalam sebuah foto.